malam yang kau tempuh dengan hela nafas.
sebenarnya telah aku bunuh. lumpuh, habis gelapnya oleh subuh.
dia muncul beragan sebagai kenangan, hadir sepanjang jalan.
lalu pagi akan terseret. menyambutmu bak pendet.
dan kau lupa bahwa aku ada. kau sembunyikan macam delikan.
pagi yang buta. namamu adalah pesta pengakhiran akan sebuah dusta.
Blogroll
Labels
- pikiran saya (1)
- puisi (7)
- random thought (2)





0 komentar:
Posting Komentar