katamu mengupas bawang itu bagian tersulit dalam
memasak. yang penuh dengan kejutan akan sebuah penglihatan
akan pesona seorang manusia. karena semakin tipis yang terkupas
menguak aroma ketajaman manusia
aku meletakkan sebutir telur di dahimu, yang
bahkan kau tak tahu itu disana. menghisap isi kepalamu
menjadi kuning telur yang semakin pekat. sepekat darah
mu yang penuh dengan dosadosa akan langit sore yang
melata diantara ratusan periperi kecil yang membisu
makan malam sudah hampir siap untuk dihidangkan
ke hadapan para tamu kelaparan. yang lapar akan sebuah
pembicaraan yang semu. tentang cinta kita yang terlalu
tanak dipanaskan, "sudah tidak enak," katamu
menjadi bubur yang lembek dan hambar
tetapi para tamu sudah berdatangan, bersiap
menikmati hidangan yang sudah tersaji
"biarlah" aku berkata, "apa adanya saja"
untuk apa ditutup-tutupi: bau bawang yang menguar
mei, 2012
Blogroll
Labels
- pikiran saya (1)
- puisi (7)
- random thought (2)





0 komentar:
Posting Komentar